Search something?

Sabtu, 31 Mei 2014

(Cukup) Alasan Sederhana

Bermula dari gencarnya berita tentang Putri Diana. Berawal dari profil Pangeran Harry yang dimuat di sebuah majalah anak-anak. Bersebab akibat dari kejadian 17 tahun yang lalu....

Sejak itulah aku mengenal sebuah negara. Inggris namanya. Ternyata Inggris adalah sebuah kerajaan. Dan kerajaan pasti punya pangeran. Pangeran yang kece reye-reye dan bisa diharapkan menjadi pasangan di masa depan. Masa depan yang gilang gemilang.

Begitu pikirku waktu itu, waktu masih SD.


Sebagai seorang gadis cilik yang buat soal percintaan, aku ternyata melabuhkan hati pada Pangeran Harry. Sampai detik ini! Mengapa Pangeran Harry, karena pendapat yang pernah dilontarkan Putri Diana berikut ini:

'Harry akan menjadi tentara. Dan Harry akan sulit mencapatkan cewek.'

Apa? Harry berkarir di bidang militer? Aku menunggu bertahun-tahun sampai pendapat itu mencapai kebenarannya. Dan aku juga perlu menunggu hari demi hari untuk bisa berwisata ke Inggris.

Dulu aku dongkol dengan media yang lebih suka meliput Pangeran William. Makanya, ketika melewati masa remaja dan mulai bermesraan dengan internet, aku dengan membabi buta mengumpulkan gambar-gambar Pangeran Harry. Riang rasanya jika mendapati Pangeran Harry sedang memakai pakaian tentara kebanggananya atau sedang asyik bergembira dengan rakyat jelata.






Pangeran yang ngetop karena tingkah kontroversialnya ini tak pernah hilang dari perhatianku. Kalau di masa silam, aku punya angan-angan bisa ketemu Pangeran Harry di pantai, pacaran, lalu menikah, dan menjalani aktivitas-aktivitas sosial seperti Putri Diana. Kini seiring umur bertambah uzur, aku pun semakin realistis. Yang aku inginkan adalah memandangi lekat-lekat ribuan fotonya yang tersimpan di galeri foto Istana Buckingham.

Foto-foto Pangeran Harry yang menjadi incaranku adalah saat melakukan kegiatan sosial di berbagai belahan dunia. Pastilah pihak istana punya dokumentasi yang tak dipublikasikan. Dokumentasi yang tak dapat dilihat selain datang langsung ke Buckingham. Makanya, aku harus datang ke Buckingham!

Supaya aku jatuh cinta lagi sebagai seorang volunteer. Supaya aku lebih banyak memberi waktu untuk mereka yang memerlukan uluran tanganku. Supaya niatku menjalin relasi dengan orang-orang yang haus sapaan. Terus terang, tiap kali menyaksikan Pangeran Harry menjalankan aksi sosialnya, hatiku selalu heboh.


Kehebohan juga melandaku jika mendengar kata-kata: 'Good Evening, Manchester!'

Pertama kali mendengarnya dari sebuah video konser Westlife di Manchester. Bagian yang paling sukai adalah ketika Kian Egan mengucapkan 'Good Evening, Manchester! How's everybody feeling tonight?' Bahkan, biasanya aku hanya memutar video tersebut pada bagian 'Good Evening, Manchester!'. Tak pernah bosan aku memperhatikan kalimat itu.





Rasanya sangat ini aku ingin berkunjung ke Manchester. Ingin berteriak kencang: 'Good Evening, Manchester! I'm feeling great tonight!'

Aku percaya hal-hal kecil bisa membuat orang jatuh cinta. Seperti aku mengidolakan Pangeran Harry karena pendapat Putri Diana. Seperti aku mendambakan Manchester karena kalimat dari Westlife. Ada satu hal lagi yang membuatku penasaran untuk pergi ke Inggris, khususnya kawasan Merseyside, Liverpool.

Empat belas tahun yang lalu, Michael Owen menjadi salah satu punggawa Liverpool FC. Dia terkenal karena kemampuan di lapangan hijau dan keramahtamahannya. Temanku pernah mendapat surat balasan dari Michael Owen. Tak hanya surat, tapi juga sebuah buku biografi Michael Owen.

Melihat itu, dengan darah remaja yang deras mengalir, aku pun ikut mengirim surat kepada Michael Owen. Namun sayang, aku tak pernah mendapatkan balasan. Usut punya usut, ternyata aku salah menuliskan alamat. Aah, surat berperangko empat belas ribu rupiah itu tak pernah sampai.

Kini, saatku untuk menyampaikan isi hati yang tertunda. Bukan lewat surat, tapi langsung datang ke Liverpool. Saatku untuk melihat langsung Merseyside. Alamat yang pernah salah aku tuliskan. Saatku untuk mendapatkan buku biografi Michael Owen di toko merchandise Liverpool FC.

Aku tak punya alasan besar untuk mengunjungi Inggris. Aku hanya menggenggam alasan-alasan sederhana untuk pergi ke Inggris. Kesederhanaan alasanku berbanding terbalik dengan kuatnya gelora jiwaku untuk pergi ke Inggris. Mewujudkan alasan-alasan kecil. Alasan-alasan kecil di Inggris yang besar.





Tidak ada komentar: