Search something?

Rabu, 25 Februari 2015

Hong Kong Ramai Sekali!

Halo Ibuk, Halo Bapak!

Apa kabar Blitar? Hujan deras-deras, dan panas sebentar-sebentar, ya? Apa kabar si kucing kuning? Masih bugar dan gak bertengkar lagi, kan?

Siang tadi aku sudah kembali ke Taiwan. Sebelas hari aku menghabiskan seluruh jatah libur tahun baru di Hong Kong. Hong Kong, negara dengan harga properti paling mahal sedunia. Sebelas hari di sana. Sepertinya sombong, ya? Hohoho.


Semua hanya bisa terjadi karena kemurahan hati Mas Krisna sekeluarga. Rasanya ingin lebih di sana. Cerita hewes-hewes dengan Mas Krisna dan Mbak Okta. Main-main dengan Nara dan Metta yang lucu bukan main. Pastinya, jalan-jalan santai menikmati angin semilir.

Tentang Hong Kong, sebuah kota yang ramai sekali! Bahkan, dalam sekali tatap, ratusan orang bisa tertangkap mata. Kata yang tepat: dusel-duselan, empet-empetan, ora iso obah. Hehehe. Berkali-kali sepatu sandalku yang kokoh itu diinjak dari belakang. Hih, berjubel bikin sebel!

Tentang Hong Kong, sebuah pulau yang ramai sekali! Bahkan, dalam sekali pandang, puluhan gedung super tinggi menjulang di depan mata tanpa terhalang. Kata yang tepat: jan beh dhuwur tur sempit. Hihihi. Perkantoran dan apartemen saling menghimpit dan tumpah tindih. Hampir-hampir sulit menemukan rumah di atas tanah. Apalagi perumahan dan persawahan! Kecuali, rumah mewah Jackie Chan yang ada di atas bukit.

Tentang Hong Kong, sebuah negara yang ramai sekali! Bahkan, dalam sekali lihat, sulit dibedakan antara manusia, bangunan, dan kendaraan. Entahlah dengan sesuatu dan mereka yang tak terlihat. Mungkin tak bisa lagi dibedakan. Hahaha.


Bagaimana pun jua, Hong Kong yang ramai sekali ini selalu menarik dikunjungi. Bayangkan, dalam jarak sepuluh kilometer hiduplah tujuh juta sekian orang. Bayangkan, itu sama dengan alun-alun Blitar sampai Seminari Garum dihuni tujuh juta orang. Bayangkan, betapa gilanya.

Makanya, jangan kaget ya Buk, ya Pak. Jagalah hati, jangan kau nodai. Kuatkan badan, jangan segan-segan. Siapkan uang, jangan sampai kurang.

Bayangkan saja sepuluh ribu budha yang menjaga. Bayangkan saja lampu berkilau-kilau kalau mentari terbenam. Bayangkan saja naik perahu biru dari pulau ke pulau.

Bayangkan saja membahas bahasa asing dengan Mas Krisna. Bayangkan saja memasak ala Indonesia dengan Mbak Okta. Bayangkan saja Nara dan Metta, cucu-cucu yang menyangka Bapak itu kembarannya Pakdhe :)

Oke deh. Semoga pertengahan tahun nanti Ibuk dan Bapak bisa ke Taiwan, Hong Kong, Makau, Tiongkok. Tenang, soal transportasi, akomodasi, konsumsi, akan ada yang memberesi dengan senang hati :)

~Mita


Tidak ada komentar: